Bahasa Argot dalam Komunitas Proyek di Daerah Demak Kajian Sosiolinguistik
oleh:
Desi Lia Frasiska
2601413062
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang tumbuh, berbudaya,
dan berbahasa. Sejak lahir, setiap manusia diberi kemampuan berbahasa secara
alamiah tanpa perlu dipelajari. Berbahasa merupakan aktivitas sosial. Seperti
halnya aktivitas-aktivitas sosial yang lain, kegiatan berbahasa baru terwujud
apabila manusia terlibat di dalamnya. Bahasa merupakan alat interaksi sosial
atau alat komunikasi manusia.
Bahasa dalam lingkungan sosial masyarakat satu dengan yang
lainnya berbeda. Adanya kelompok-kelompok sosial tersebut menyebabkan bahasa
yang dipergunakan beragam. Keragaman bahasa ini timbul sebagai akibat dari
kebutuhan penutur yang memilih bahasa yang digunakan agar sesuai dengan situasi
konteks sosialnya. Kajian bahasa baru merupakan suatu fenomena penciptaan
bahasa yang berbeda namun berlaku di kalangan pengguna bahasa karena seperti
yang kita ketahui bahwa bahasa memiliki salah satu sifat yang arbitrer bisa
diartikan sewenang-wenang, berubah ubah, dan mana suka. Bahasa baru yang
beragam atau yang dianggap gaul dapat diucapkan dengan nada atau intonasi
tertentu, sehingga terasa ekspresif yang bersifat rahasia yang dinamakan bahasa
argot. Bahasa argot merupakan perbendaharaan kata pada profesi-profesi tertentu
atau suatu kelompok orang. Menariknya berbagai bahasa yang digunakan oleh
kelompok tertentu, dalam penelitian bahasa di sini penulis akan mengkaji bahasa
argot dalam komunitas proyek di daerah Demak.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana bahasa yang
digunakan dalam komunitas proyek di daerah Demak?
Tujuan
Tujuan dari
penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui bahasa
yang digunakan komunitas proyek di daerah Demak.
2. Mengetahui bahasa
‘Argot’ komunitas proyek di daerah Demak.
LANDASAN TEORI
Sosiolinguistik
Bidang linguistik disebut bidang studi pemakaian bahasa
merupakan bagian terbesar dari pembahasan dalam bidang studi antardisiplin yang
disebut sosiolinguistik (Mashun, 2005:226). Secara umum sosiolinguistik
membahas hubungan bahasa dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat. Hal
ini mengaitkan fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai alat komunikasi.
Fishman dalam Chaer dan Agustina (2004:3)
mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas
variasi bahasa, fungsi variasi bahasa, dan pengunaan bahasa karena ketiga unsur
ini berinteraksi dalam dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat
tutur, identitas sosial dari penutur, lingkungan sosial tempat peristiwa tutur
terjadi serta tingkatan variasi dan ragam linguistik. Bahasa memungkinkan
manusia membentuk kelompok sosial, sebagai pemenuhan kebutuhannya untuk hidup
bersama, sedangkan Nababan (1994:2) mengatakan bahwa
pengkajian-pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan disebut
sosiolinguistik. Sosiolinguistik memfokuskan penelitian pada variasi ujaran dan
mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti korelasi
antara faktor- faktor sosial itu dengan variasi bahasa.
Berdasarkan pengertian menurut para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang erat
kaitannya dengan sosiologi hubungan antara bahasa dengan faktor- faktor sosial
di dalam suatu masyarakat tuturserta mengkaji tentang ragam dan variasi bahasa.
Bahasa merupakan sebuah karunia Tuhan yang patut disyukuri
oleh siapapun, karena bahasa merupakan satu-satunya alat komunikasi yang tidak
mungkin akan terhindarkan dari kehidupan kita. Bahasa sebagai alat ekspresi
diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk
menunjukkan identitas diri. Fenomena bahasa itu pula muncul berbagai
variasi-variasi.
Bahasa dalam lingkungan sosial masyarakat satu dengan yang
lainnya berbeda. Adanya kelompok-kelompok sosial tersebut menyebabkan bahasa
yang dipergunakan beragam. Keragaman bahasa ini timbul sebagai akibat dari
kebutuhan penutur yang memilih bahasa yang digunakan agar sesuai dengan situasi
konteks sosialnya. Menurut Chaer dan Agustina (2003) bahwa variasi bahasa
merupakan keragaman atau perbedaan dalam pemakaian bahasa. Variasi dapat
terjadi apabila penutur bahasa tidak homogen. Selain itu variasi juga dapat
terjadi karena keragaman kegiatan interaksi sosial penutur bahasa. Adapun
faktor penentu variasi bahasa tersebut antara lain faktor waktu, tempat,
sosiokultural, situasi dan faktor medium pengungkapan (Harimurti Kridalaksana,
1980).
Pengertian tentang variasi diatas dapat disimpulkan bahwa
variasi merupakan konsep yang memberikan hubungan antara keragaman pemakaian
bahasa dengan faktor-faktor sosial dan faktor situasional. Faktor sosial
misalnya status sosial, umur, jenis kelamin, kemampuan ekonomi, dan sebagainya,
sedangkan faktor situasional meliputi siapa yang berbicara, kepada siapa,
dimana, mengenai apa, untuk apa dan menggunakan bahasa apa (Sumito, 1985).
Argot adalah variasi bahasa khas dan terbatas oleh profesi
tertentu yang bersifat rahasia, kemudian variasi ini dipakai untuk kosa kata
teknis atau khusus dalam perdagangan, profesi, atau kegiatan lainnya. Menurut
Chaer (2004:80) Argot adalah variasi sosial yang
digunakan secara terbatas pada profesi- profesi tertentu dan bersifat rahasia.
Kelompok yang dimaksud disini adalah kelompok orang muda (orang yang merasa
dirinya muda), maka yang sesuai dengan penelitian adalah bahasa argot
yang berfungsi sebagai bahasa dari sekelompok orang atau kalangan tertentu
terutama pada kelompok remaja dan kelompok profesi tertentu.
Argot merupakan suatu fenomena penciptaan bahasa yang
berbeda namun berlaku dikalangan pengguna bahasa karena seperti yang kita
ketahui bahwa bahasa memiliki salah satu sifat yang arbitrer bisa diartikan
sewenang-wenang, berubah ubah, tidak tetap, dan mana suka. Bahasa argot
ini terus berkembang dan berevolusi. Kehadiran bahasa argot dapat dianggap wajar karena
sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja serta pada kalangan
tertentu. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan perkembangan usia remaja. Selain
itu, pemakainya pun terbatas pula di kalangan remaja kelompok usia tertentu,
serta di kalangan profesi tertentu dan bersifat tidak resmi.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
model deskriptif. Pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara dan
observasi. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan (Moleong, 2007:11), sedangkan
dalam penulisan laporan ini, metode yang digunakan dalam pembahasan adalah
metode deskriptif analitis, yaitu menganalisa data yang diperoleh dari hasil
penelitian berupa data dan informasi yang berkaitan dengan tema yang akan
diteliti.
Objek penelitian ini adalah bahasa komunitas atau pekerja
proyek di daerah Demak.
Data dari penelitian ini adalah berasal dari komunitas atau
para pekerja proyek di daerah Demak. Pengumpulan data dari penelitian ini
menggunakan teknik wawancara dan observasi:
1.Wawancara
Wawancara merupakan bentuk teknik pengumpulan
data yang sesuai berdasarkan laporan verbal di mana pada wawancara ini terdapat
dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang
yang diwawancarai. wawancara dilakukan terhadap salah satu pekerja proyek pada
waktu yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang sesuai dengan
keperluan penelitian dan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
2.Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencaatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi yang
dilakukan dengan cara peneliti berhadapan langsung dengan objek yang diteliti,
yaitu untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan materi
penelitian. Observasi dilakukan dengan penelitian secara langsung ke lokasi
proyek di daerah Demak.
PEMBAHASAN
Bahasa merupakan sebuah karunia Tuhan yang patut disyukuri
oleh siapapun, karena bahasa merupakan satu-satunya alat komunikasi yang tidak
mungkin akan terhindarkan dari kehidupan kita. Berbahasa merupakan
aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang lain, kegiatan
berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Bahasa merupakan
alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Bahasa dalam
lingkungan sosial masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda. Adanya
kelompok-kelompok sosial tersebut menyebabkan bahasa yang dipergunakan beragam.
Keragaman bahasa ini timbul sebagai akibat dari kebutuhan penutur yang memilih
bahasa yang digunakan agar sesuai dengan situasi konteks sosialnya.
Setiap kelompok memiliki bahasa tersendiri yang dianggap
sebagai bahasa khas mereka dalam berkomunikasi. Seperti halnya pada komunitas
atau para pekerja proyek di daerah Demak, mereka juga mempunyai bahasa khas
yang digunakan untuk berkomunikasi sesuai dengan profesi mereka. Mereka
memiliki bahasa unik tersendiri yang hanya digunakan secara terbatas oleh
profesinya, bahasa tersebut merupakan suatu ragam atau variasi bahasa
argot. Argot merupakan variasi bahasa khas dan terbatas yang
digunakan oleh profesi tertentu yang bersifat rahasia, tidak semua orang
mengetahui apa maksud dari bahasa tersebut.
Berikut merupakan contoh bahasa argot yang digunakan oleh
para pekerja proyek di daerah Demak:
P1 : gawekna kamprot wae
lek.
P2 : gene kang, regel?
Kata-kata yang digunakan oleh komunitas atau para pekerja
proyek tersebut merupakan sebagai ciri khas bahasa dalam kalangan pekerjaan
mereka.
Penelitian telah dilaksanakan dalam kurun waktu satu
minggu, diperoleh beberapa kata yang termasuk bahasa argot yang diucapkan oleh
beberapa pekerja proyek di daerah Demak. Kata-kata dan makna dari kata tersebut
antara lain dapat berupa Nomina, Verba, dan Adjektiva.
1. Nomina
Berdasarkan data dapat diketahui bahwa nomina-nomina yang
merupakan bahasa argot dalam komunitas proyek antara lain labur, kamprot,
seplit, acian, cakar ayam, tahu-tahu dll. Nomina-nomina tersebut hanya
diucapkan di kalangan komunitas atau pekerja proyek. Berikut kata-kata yang
termasuk bahasa argot beserta maknanya:
· Labur yaitu
pencampuran antara pasir, semen, dan air (adukan).
· Kamprot yaitu
pencampuran antara pasir, semen, dan air lebih banyak (adukan yang encer).
· Seplit yaitu
batu kecil-kecil yang berasal dari bongkahan batu kali yang telah dipecah
(koral), biasanya digunakan untuk bahan campuran dalam pengecoran.
· Acian yaitu
pencampuran antara semen dan air.
· Cakar ayam yaitu
besi yang sudah dirangkai dan ditempatkan di bawah tanah sebagai pusat dari
tiang.
· Tahu-tahu yaitu
pencampuran pasir, semen, air, dan koral (cor) yang dibuat kotak-kotak kecil.
2. Verba
Berdasarkan data dapat diketahui bahwa verba yang merupakan
bahasa argot dalam komunitas proyek antara lain ngolot, ngamprot,
laut, dll. Verba-verba tersebut hanya diucapkan di kalangan komunitas
atau pekerja proyek.
Berikut kata-kata yang termasuk bahasa argot beserta
maknanya:
· Ngolot yaitu
mengisi sela-sela ubin menggunakan acian atau campuran antara semen dan air.
· Ngamprot yaitu
kegiatan mlaster tembok menggunakan kamprot (adukan encer).
· Laut yaitu
istirahat. Pekerja proyek biasanya menggunakan istilah laut untuk
menyebut kata istirahat.
3. Adjektiva
Berdasarkan data dapat diketahui bahwa adjektiva yang
merupakan bahasa argot dalam komunitas proyek antara lain bogel,
regel, dll. Adjektiva-adjektiva tersebut hanya diucapkan di kalangan
komunitas atau pekerja proyek. Kata-kata yang termasuk bahasa argot beserta
maknanya antara lain: Bogel yaitu tidak tuntas, dan Regel yaitu
rontok, runtuh.
PENUTUP
Bahasa merupakan sebuah karunia Tuhan yang patut disyukuri
oleh siapapun. Karena bahasa merupakan satu-satunya alat komunikasi yang tidak
mungkin akan terhindarkan dari kehidupan kita. Bahasa dalam lingkungan
sosial masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda. Adanya kelompok-kelompok
sosial tersebut menyebabkan bahasa yang dipergunakan beragam.
Setiap kelompok memiliki bahasa tersendiri yang dianggap
sebagai bahasa khas mereka dalam berkomunikasi. Seperti halnya pada komunitas
atau para pekerja proyek di daerah Demak, mereka juga mempunyai bahasa khas
yang digunakan untuk berkomunikasi sesuai dengan profesi mereka. Mereka
memiliki bahasa unik tersendiri yang hanya digunakan secara terbatas oleh
profesinya, bahasa tersebut merupakan suatu ragam atau variasi bahasa
argot. Argot merupakan variasi bahasa khas dan terbatas yang
digunakan oleh profesi tertentu yang bersifat rahasia, tidak semua orang
mengetahui apa maksud dari bahasa tersebut.
Pemakaian bahasa argot dikalangan pekerja proyek di daerah
Demak dapat dijadikan referensi dalam bidang linguistik. Kehadiran bahasa argot
yang dipakai oleh para pekerja proyek atau pada kalangan profesi tertentu di
dalam pertumbuhan bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah tidak perlu dirisaukan
karena bahasa itu masing-masing akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai
dengan fungsi dan keperluannya masing-masing.
Chaer dan Agustina.1995. Sosiolinguistik Perkenalan
Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suwito. 1985. Sosiolinguistik
Pengantar Awal. Surakarta: Henary Offset.