1. Kemarin
banyak para mahasiswa melakukan aksi demo.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
penggunaan kata banyak dan para yang memiliki makna sama. Kata para
sudah mewakili makna banyak, sehingga kalimat bisa menjadi efektif jika
menggunakan salah satu kata saja (banyak atau para).
Seharusnya:
a. Kemarin
para mahasiswa melakukan aksi demo.
b. Kemarin
banyak mahasiswa melakukan aksi demo.
2. Beberapa
orang-orang melaksanakan kerja bakti.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
menggunakan kata beberapa dan orang-orang yang keduanya memiliki
makna jamak. Jika sudah menggunakan kata beberapa, maka tidak perlu
mengulang kata orang.
Seharusnya: Beberapa orang melaksanakan
kerja bakti.
3. Masyarakat
hanya memikirkan kebersihan lingkungan saja.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
menggunakan kata hanya dan saja yang maknanya berlebihan. Kalimat
lebih efektif, jika menggunakan salah satu kata saja.
Seharusnya:
a. Masyarakat
hanya memikirkan kebersihan lingkungan.
b. Masyarakat
memikirkan kebersihan lingkungan saja.
4. Sejak
dari dulu dia menyukai boneka panda.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
memasukkan kata dari. Kalimat tersebut sudah menggunakan kata sejak,
maka tidak perlu menggunakan kata dari.
Seharusnya: Sejak dulu dia menyukai
boneka panda.
5. Ibu
Siti terkenal sangat baik sekali.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
menggunakan kata sangat dan sekali yang bermakna sama.
Seharusnya:
a. Ibu
Siti terkenal sangat baik.
b. Ibu
Siti terkenal baik sekali.
6. Di
desa mengadakan lomba kebersihan lingkungan.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
adanya preposisi ‘di’ di depan kalimat menjadikan kalimat kehilangan subyek.
Seharusnya:
a. Desa
mengadakan lomba kebersihan lingkungan.
b. Lomba
kebersihan lingkungan diadakan di desa.
7. Para
hadirin yang saya hormati.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
memiliki makna berlebihan. Kata hadirin sudah bermakna jamak, tidak
perlu menggunakan para.
Seharusnya: Hadirin yang saya hormati.
8. Kedua
orang itu saling pukul-memukul.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
menggunakan kata berlebihan.
Seharusnya:
a. Kedua
orang itu saling memukul.
b. Kedua
orang itu pukul-memukul.
9. Dia
memakai jilbab warna merah.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
adanya kata warna, kata merah sudah menujukkan sebuah warna.
Seharusnya: Dia memakai jilbab merah.
10. Dia
tidak diundang sehingga dia tidak datang ke pesta itu.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
mengulang subyek ‘Dia’ dalam satu kalimat.
Seharusnya: Dia tidak diundang, sehingga
tidak datang ke pesta itu.
11. Kepada
yang menang bisa menghubungi Mbak Tuti.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
penggunaan kata kepada menjadikan kalimat menjadi rancu.
Seharusnya: Yang menang bisa menghubungi
Mbak Tuti.
12. Pak
Jono memancing ikan lele di sungai.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
terjadi pemborosan kata. Kata lele sudah memiliki makna ikan, sehingga
tidak perlu menggunakan kata ikan di depannya.
Seharusnya: Pak Jono memancing lele di
sungai.
13. Kedua
tim saling dorong-mendorong.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
penggunaan reduplikasi yang kurang tepat.
Seharusnya:
a. Kedua
tim saling dorong.
b. Kedua
tim dorong-mendorong.
14. Para
tamu-tamu dimohon duduk kembali.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
menjamakkan kata yang sudah bermakna jamak.
Seharusnya: Para tamu dimohon duduk
kembali.
15. Rumahku
yang terletak di desa Kedungwaru.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
adanya kata yang menjadikan kalimat kehilangan unsur predikat.
Seharusnya: Rumahku terletak di desa
Kedungwaru.
16. Kepada
para mahasiswa diharapkan tenang.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
kehadiran kata depan ‘kepada’ menjadikan subyek kalimat kurang jelas.
Seharusnya: Para mahasiswa diharapkan
bisa tenang.
17. Mahasiswi
kedokteran yang terkenal itu meraih
piala.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
menimbulkan penafsiran ganda.
Seharusnya: Mahasiswi yang terkenal itu
meraih piala.
18. Sedangkan
penulis memiliki permasalahan pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi
siswa.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena kehadiran
konjungsi ‘sedangkan’ diawal kalimat, mengubah kalimat menjadi klausa
menggantung.
Seharusnya: Penulis memiliki
permasalahan pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi siswa.
19. Menolong
orang lain adalah merupakan perbuatan terpuji.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
penggunaan kata adalah dan merupakan bermakna sama sehingga tidak
efektif jika digunakan dalam satu kalimat.
Seharusnya: Menolong orang lain
merupakan perbuatan terpuji.
20. Belajar
yang rajin agar supaya menjadi orang pintar.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
penggunaan kata agar dan supaya yang bermakna sama.
Seharusnya: Belajar yang rajin agar
menjadi orang pintar.
21. Waktu
dan tempat kami persilakan.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
tidak ada kelogisan siapa yang dipersilakan.
Seharusnya: Bapak kiai Hasanudin kami
persilakan.
22. Bagi
semua mahasiswa harus membuat laporan.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
penggunaan kata bagi di depan kalimat. Seharusnya: Semua mahasiswa harus
membuat laporan.
23. Laporan
ini membahas tentang pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi siswa.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena
adanya kata tentang. Kalimat tersebut sudah dipertegas meggunakan kata membahas,
maka tidak perlu diikuti kata tentang.
Seharusnya: Laporan ini membahas pengaruh
bimbingan belajar terhadap prestasi siswa.
24. Semua
orang tahu kalau dia pintar.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena kata
kalau merupakan kata sebab akibat, sedangkan kalimat di atas merupakan
kalimat informasi bukan kalimat sebab akibat.
Seharusnya: Semua orang tahu bahwa dia
pintar.
25. Dengan
bahasa manusia dapat mengenal dirinya dan alam sekitar.
Kalimat tersebut tidak efektif, karena kehadiran
preposisi ‘dengan’ di awal kalimat membuat subyek berubah menjadi keterangan,
sehingga kalimat tidak ada subyeknya.
Seharusnya: Bahasa menjadikan manusia dapat mengenal dirinya, dan alam
sekitar.