Pages

Contoh Unsur Kebudayaan Mata Pencaharian

Unsur Kebudayaan Mata Pencaharian

Contoh unsur kebudayaan dari mata pencaharian yang ada di desa Kedungwaru kidul, salah satunya adalah petani, karena mayoritas warga desa Kedungwaru Kidul bermatapencaharian sebagai petani.




1.      Bentuk
Mata pencaharian petani yang merupakan profesi dari mayoritas warga desa Kedungwaru Kidul yang berbentuk kegiatan atau pekerjaan menanam padi, palawija, ataupun tanaman lainnya.

2.      Fungsi
Mata pencaharian petani merupakan pekerjaan dari mayoritas masyarakat desa Kedungwaru Kidul yang memiliki fungsi untuk menggunakan lahan atau sawah yang dimanfaatkan dengan baik untuk bercocok tanam, guna memberikan suatu penghasilan terhadap masyarakat yang memang mayoritas warganya adalah bermatapencaharian sebagai petani.

3.      Makna

Petani merupakan suatu mata pencaharian yang memiliki makna bahwa Pertanian dalam arti sempit dan luas. Pertanian dalam arti sempit adalah bercocok tanam, jadi hanya kegiatan usaha tanaman. Dalam arti luas pertanian meliputi bercocok tanam, kehutanan, dll. Dengan kata lain maksud petani disini memiliki makna sebagai orang atau pelaku yang melaukan kegiatan bercocok tanam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Contoh Unsur Kebudayaan Kesenian

Unsur Kebudayaan  Kesenian

Contoh unsur kebudayaan dari kesenian yang ada di desa Kedungwaru kidul, salah satunya adalah zipin.




1.      Bentuk
Kesenian zipin yang ada di desa Kedungwaru Kidul biasanya berbentuk suatu perkumpulan remaja asli desa Kedungwaru Kidul yang memainkan alat – alat musik seperti rebana, dan diiringi dengan melantunkan lagu – lagu atau syair Islam yang biasanya dikenal dengan shalawat. Pelaksanaan acara yang diiringi dengan kesenian zipin biasanya dilaksanakan ketika hampir larut malam.

2.      Fungsi
Kesenian zipin yang ada di desa Kedungwaru Kidul berfungsi untuk menghibur dan mengiringi pada acara puputan bayi, yaitu ketika bayi yang pusarnya sudah putus atau puput,.

3.      Makna
Kesenian zipin ini memiliki makna bahwa Zapin atau zipin merupakan hasanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab. Kesenian zipin ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan dan diiringi alat musik seperti alat – alat musik rebana.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Contoh Unsur Kebudayaan Teknologi dan Peralatan

Unsur Kebudayaan Teknologi dan Peralatan

Contoh unsur kebudayaan dari teknologi dan peralatan yang ada di desa Kedungwaru kidul, salah satunya adalah Luku ( bajak ). Masyarakat desa kedungwaru Kidul yang mayoritas pekerjaannya adalah bertani, dimana ketika bertani masih menggunakan alat-alat tradisional yang salah satunya yaitu Luku ( bajak ).


1.      Bentuk
Peralatan Luku disini adalah alat yang terbuat dari kayu yang telah disusun sedemikian rupa hingga perbentuk alat yang biasanya disebut dengan bajak, digunakan sebagai pembajak sawah yang ditarik oleh dua ekor kerbau, dan dikendalikan oleh seorang pembajak.

2.      Fungsi
Peralatan Luku ini berfungsi untuk membajak sawah yang memudahkan petani untuk menggarap atau memanfaatkan lahannya, yang selanjutnya untuk ditanami padi atau tanaman lainnya.

3.      Makna

Dalam bahasa Jawa, bajak biasanya disebut dengan Luku. Berawal dari kata laku atau mlaku yang bermakna orang yang membajak sawah, ibaratnya adalah orang yang sedang memulai suatu kehidupan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Contoh Unsur Kebudayaan Bahasa

Unsur Kebudayaan Bahasa

Contoh unsur kebudayaan dari bahasa yang ada di desa Kedungwaru kidul, salah satunya yaitu bahasa doa tahlil. Pelaksanaan doa tahlil biasanya dilaksanakan pada malam senin dan malam jum’at di masjid dan musholla – musholla terdekat.

1.      Bentuk
Bentuk dari doa tahlil yang biasanya diterapkan di desa Kedungwaru Kidul yaitu melalui pengajian khusus doa tahlil. Dalam pelaksanaan doa tahlil yaitu dilaksanankan dengan pembacaan doa tahlil yang biasanya dipimpin oleh seorang yang dianggap sesepuh dan juga ahli memimpin doa.

2.      Fungsi
Bahasa doa tahlil ini memiliki fungsi untuk mendo’akan atau mengirimkan doa kepada orang yang telah meninggal, agar orang yang di do’akan mendapat kemudahan dalam hidupnya di akherat.

3.      Makna

Bahasa doa tahlil yang telah dikirimkan kepada orang yang telah meninggal tersebut memilki makna, bahwa doa tahlil sendiri bermakna sebagai bacaan atau doa yang telah di baca atau dikirimkan akan sampai kepada orang yang telah meninggal.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Contoh Unsur Kebudayaan Pengetahuan

Unsur Kebudayaan  Pengetahuan

Contoh unsur kebudayaan dari pengetahuan yang ada di desa Kedungwaru kidul, salah satunya adalah pengetahuan tentang Pranata Mangsa atau aturan waktu musim digunakan oleh petani di pedesaan khususnya petani di desa Kedungwaru Kidul Karanganyar Demak.

1.      Bentuk
Bentuk dari pengetahuan masyarakat desa Kedungwaru Kidul tentang Pranata Mangsa aturan waktu musim digunakan oleh petani di pedesaan yang didasarkan pada naluri dari leluhur dan dipakai sebagai patokan untuk mengolah pertanian. Misalnya urutan pranata mangsa Kasa berumur 41 hari (22 Juni – 1 Agustus). Pada masa ini, para petani membakar dami yang tertinggal di sawah dan di masa ini dimulai menanam palawija.










2.      Fungsi
Pengetahuan Pranata Mangsa ini oleh para petani berfungsi untuk memberikan arahan kepada petani dalam bercocok tanam dengan mengikuti tanda-tanda alam dalam mangsa yang bersangkutan, tidak memanfaatkan lahan seenaknya sendiri meskipun sarana prasarana mendukung seperti misalnya air dan saluran irigasinya. Melalui perhitungan pranata mangsa maka alam dapat menjaga keseimbangannya.

3.      Makna

Pengetahuan Pranata Mangsa ini memiliki makna, Pranata yang berarti aturan, Mangsa berarti waktu atau musim. Pranata mangsa bermakna aturan waktu musim yang digunakan petani dalam menggunakan lahan untuk bercocok tanam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Contoh Unsur Kebudayaan Sistem Organisasi Kemasyarakatan

Unsur Kebudayaan  Sistem Organisasi Kemasyarakatan

Contoh unsur kebudayaan dari sistem organisasi kemasyarakatan yang ada di desa Kedungwaru kidul, salah satunya adalah rewang.  Rewang biasanya dilakukan secara bersama – sama atau berkelompok di tempat kerabat atau tetangga yang sedang memiliki suatu acara.


1.      Bentuk
Unsur kebudayaan dari sistem organisasi kemasyarakatan salah satunya yaitu rewang. Yang berbentuk bantuan pekerjaan ataupun kegiatan yang dilaksanakan secara bersama – sama atau berkelompok dengan cara membantu kerabat atau tetangga sekitar yang sedang memiliki acara seperti pernikahan, syukuran, puputan, ataupun acara lainnya.

2.      Fungsi
Kegiatan rewang memiliki fungsi untuk memberikan bantuan kepada kerabat atau tetangga yang sedang memiliki suatu acara. Kegiatan rewang yang dilakukan dalam suatu perkumpulan ataupun acara yang dilaksanakan oleh kerabat atau tetangga  memiliki fungsi sebagai sarana untuk memupuk rasa persaudaraan dan mempererat tali silaturrahmi diantara warga lainnya.

3.      Makna

Rewang merupakan suatu bahasa Jawa halus atau krama inggil yang berarti bantu. Dalam hal ini, kegiatan rewang memiliki makna orang yang sedang melakukan bantu – bantu, yaitu membantu orang lain yang sedang memiliki kegiatan atau acara yang sekiranya membutuhkan bantuan orang lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Contoh Unsur Kebudayaan Sistem Religi dan Upacara Keagamaan

Unsur Kebudayaan Sistem Religi dan Upacara Keagamaan

Contoh unsur kebudayaan dari sistem religi dan upacara keagamaan yang ada di desa Kedungwaru kidul, salah satunya adalah tradisi atau upacara Barikan. Di desa Kedungwaru Kidul Karanganyar Demak, tradisi barikan dilaksanakan oleh warga per RT setiap tanggal 1 Suro (tahun baru Hijriyah). Pelaksanaan tradisi ini diawali dengan penyembelihan kambing Jawa oleh Modin desa di pertigaan / perempatan kampung. Waktu yang digunakan dalam penyembelihan kambing biasanya bakda sholat Dzuhur. Kambing yang telah disembelih, selanjutnya dimasak oleh ibu-ibu warga. Kemudian kambing yang telah masak didoakan (diselameti) oleh kiai desa, yang selanjutnya daging kambing tersebut dibagikan kepada warga.

1.      Bentuk
Tradisi “Barikan” ini berbentuk selametan. Tradisi dilakukan dengan menyembelih kambing di pertigaan / perempatan kampung. Waktu yang digunakan dalam penyembelihan kambing biasanya bakda sholat Dzuhur. Kambing yang telah disembelih, selanjutnya dimasak oleh ibu-ibu warga. Kemudian kambing yang telah masak didoakan (diselameti) oleh kiai desa, yang selanjutnya daging kambing tersebut dibagikan kepada warga.

2.      Fungsi
Tradisi Barikan ini berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat atau berkah yang telah diterima dari sang Kuasa. Tradisi dilaksanakan di pertigaan / perempatan kampung juga memiliki fungsi untuk mempererat persaudaraan dan tali silaturrahmi diantara warga sekitar.

3.      Makna

Dalam tradisi Barikan ini memiliki makna untuk mengungkapkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat atau berkah yang telah diterima dari sang Kuasa. Penyembelihan kambing juga memiliki makna sebagai sarana untuk menolak bala.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Saloka

SALOKA

Saloka yaiku unen-unen ajeg panganggone ngemu surasa pepindhan kang dipindahake wonge.

Tuladha :


Asu belang kalung wang                     : Wong ala (asor) ananging sugih bandha.
Asu gedhe menang kerahe                  : Luwih dhuwur pangkate, luwih gedhe panguwasane.
Ati bengkong oleh oncong                  : Wong duwe niat ala, ana sing nyarujuki, oleh dalan.
Baladewa ilang gapite                         : Ilang kekuatane.
Bathok bolu isi madu                          : Wong asor nanging sugih kepinteran.
Bebek mungsuh mliwis                       : Wong pinter mungsuh pinter, sijine kalah ubed utawa kalah trampil.
Belo melu seton                                  : Melu anut grubyug nanging ora ngreti karepe.
Cebol nggayuh lintang                        : Gegayuhan kang mokal bisane kelakon.
Cecak nguntal empyak/cagak             : Gegayuhan kang ora timbang karo kekuwatane.
Dhandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dhandhang : Ala diunekake becik, becik diunek-ake ala.
Dhemit ora ndulit, setan ora doyan    : Tansah diparingi slamet.
Dom sumuruping banyu                      : Laku sesidheman kanggo nyumurupi wewadi.
Emprit abuntut bedhug                       : Prekara sepele dadi gedhe.
Endhas gundhul dikepeti                    : Wis kepenak isi dienak-enakake.
Gagak nganggo elaring merak            : Wong asor (cilik) tumindak kaya wong luhur.
Gajah alingan suket teki                      : Lair lan batine ora padha bakal ketara.
Gajah ngidak rapah                             : Nerjang wewalere/janjine dhewe.
Gajah perang karo gajah kancil mati ing tengah : Wong gedhe pasulayan, wong cilik dadi kurban.
Gong lumaku tinabuh                         : Wong sing kumudu-kudu ditakoni, dijaluki piwulang.
Idu didilat maneh                               : Menehi dijaluk bali (murungake janji kang wis diucapake).
Iwak klebu ing wuwu                         : Wong sing kena apus kanthi gampang.
Jati ketlusuban ruyung                        : Kumpulane wong becik kelebon wong ala tumindake.
Jaran kerubuhan empyak                     : Wis kapok banget.
Kacang ora ninggal lanjaran                : Pakulinane anak lumrahe niru wong tuwa.
Kebo bule mati setra                           : Wong pinter nanging ora ana kang merlokake.
Kebo ilang tombok kandhang             : Wis kelangan, isih ngetokake wragat kanggo nggoleki.
Kebo kabotan sungu                           : Rekasa jalaran kakehan anak.
Kebo mulih ing kandhange                 : Wong lunga wis suwe, bali ing omahe maneh.
Kebo nusu gudel                                 : Wong tuwa njaluk warah marang wong enom.
Kere munggah bale                             : Wong didadekake wong luhur.
Kethek saranggon                               : Sagrombolan wong tumindak ala.
Klenthing wadhah masin                    : Angel ninggalake pakulinan ala.
Kriwikan dadi grojogan                      : Prekara cilik dadi ngambra-ambra(gedhe).
Kutuk marani sunduk                          : Njarag marani bebaya.
Lahang karoban manis                        : Rupane ayu/bagus tur ya apik bebudene.
Lambe satumang kari samerang          : Dituturi bola-bali tetep ora nggugu.
Legan golek momongan                      : Kepenak malah golek rekasa.
Opor bebek mentas awake dhewek    : Rampung saka dayane dhewe.
Palang mangan tandur                        : Dipercaya malah gawe rusak
Pecruk tunggu bara                             : Dipasrahi tunggu sing dadi kesenengane.
Pitik trondhol diumbar ing pedaringan : Wong ala dipasrahi nunggu barang pengaji, wekasan malah ngentek-enteki.
Satru munggwing cangklakan             : Mungsuh wong sih isih sanak sedulur.
Sumur lumaku tinimba                        : Wong sing kumudu-kudu ditakoni.
Tekek mati ulone                                 : Nemu cilaka jalaran saka guneme dhewe.
Tumbu oleh tutup                                : Wis cocog banget.
Timun mungsuh duren                        : Wong cilik mungsuh wong kang duwe panguwasa.
Timun wungkuk jaga imbuh               : Wong bodho kanggone mung yen kekurangan wae.
Tunggak jarak mrajak, tunggak jati mati : Prakara ala ngabra-ambra, prekara becik mung kari sethithik.
Yuyu rumpung mbarong ronge           : Omahe magrong-magrong, sejatine kek

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bebasan

BEBASAN


Bebasan yaiku unen-unen ajeg panggone ngemu surasa pepindan kang dipindahake sifate utawa kahanane wong.

Tuladha :
Adol lenga kari busik                                      : Andum barang marang wong liya nanging awake dhewe malah ora keduman.
Aji godhong jati aking (garing).                      : Asor banget, ora ana ajine.
Ancik-ancik pucuking eri                                : Uripe tansah kuwatir.
Anggenthong umos                                         : Ora bisa nyimpen wadi.
Angon ulat ngumbar tangan                           : Ngulatake kahanan jalaran arep gelem rekasane.
Arep jamuare emoh watange                          : Gelem kepenake nanging ora gelem rekasane.
Diwenehi ati ngrogoh rempela                        : Diwenehi ananging isih kurang trima, njaluk maneh.
Dikena iwake aja nganti bitheg banyune        : Kaleksanan panjangkane nanging ora gawe kapitunan.
Emban cindhe emban siladan                         : Ora adil (pilih kasih).
Esuk dhele sore tempe                                    : Ora teteg atine, gampang molah malih.
Gawe luwangan ngurugi luwangan                : Golek utangan kanggo nyaur utang.
Golek-golek ketanggor wong luru-luru           : Golek utangan malah diutangi.
Gupak pulud ora mangan nangkane               : Melu rekasa ora ngrasakake kepenake.
Njagakake endhoge si blorok                          : Njagakake barang kang durug mesthi ana.
Kadang konang                                               : Sing diaku sedulur mung sing sugih.
Ketepang ngrangsang gunung                        : Gegayuhan sing mokal bisane kelakon jalaran kegedhen pejangka/kekarepan.
Kaya banyu karo lenga                                   : Paseduluran sing ora bisa rukun.
Kakehan gludhug kurang udan                       : Kakehan omong nanging ora ana nyatane.
Kebanjiran segara madu                                  : Oleh kabegjan kang gedhe.
Kegedhen empyak kurang cagak                    : Kegedhen panjangka kurang srana.
Kajugrugan gunung menyan                           : Oleh kabegjan kang gedhe.
Kekudhung walulang macan                          : Tumindak kanthi aling aling wong duwe panguwasa.
Kerot tanpa untu                                             : Duwe kakarepan ora duwe sarana.
Kerubuhan gunung                                         : Nemu kesusahan.
Kongsi jambul wanen                                     : Nganti tuwa banget.
Madu bolu tanpa isi                                        : Rebutan barang sepele.
Mrojol selaning garu                                       : Wong kang luput saka bebaya.
Nglungguhi klasa gumelar                              : Mung kari nemu kepenake.
Ngubak-ubak banyu bening                            : Gawe rusuh ana ing papan kang wis tentrem.
Nguthik-uthik macan dhedhe                          : Gawe nesu wong kang wis lilih atine.
Nguyahi segara                                               : Weweh marang wong sugih, saengga tanpa guna.
Nututi layangan pedhot                                  : Nggoleki barang sepele, yen ketemu ora sumbut karo rekasane.
Nyugokake bugel kayu sempu                        : Njagokake wong kang ora pinter, jalaran isih sedulur.
Othak athik didudut tugel                              : Omongane sajak kepenak jebul angel ladenane.
Ora uwur ora sembur                                      : Ora gelem cawe-cawe menehi pawitan apa-apa.
Pandengan karo srengenge                             : Mungsuhan karo wong sing duwe panguwasa.
Rebut balung tanpa isi                                    : Padudon jalaran barang sepele.
Rindhik asu digitik                                         : Nindakake pegawean kang cocog karo karepe.
Sandhing kebo gupak                                     : Cedhak karo wong ala, nanging ing batin isih kepengin nglakoni.
Sedhakep angawe-awe                                   : Ninggalake tumindak ala, nanging ing batin isih kepengin nglakoni.
Suduk gunting tatu loro                                  : Nindakake pegawean sawarna, ananging asile luwih saka siji.
Wis kebak sundukane                                     : Wis akeh banget dosa kaluputane.
Yiyidan mungging rampadan                         : Biyene wong durjana/culika, saiki dadi wong sing alim.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Paribasan

PARIBASAN

Paribasan yaiku unen-unen ajeg panganggone tegese wantah ora ngemu surasa pepindhane.

Tuladha :

Adigang, adigung, adiguna               : Ngendelekake kekuatan, keluhuran lan kepinteran.
Ana catur mungkur                            : Ora ngrungokake omongan, guneman sing ala.
Angon mangsa                                   : Golek wektu kang becik/ prayoga.
Anak polah bapa kepradhah              : Wong tuwa bakal ngrasakake tumindhake anak.
Becik ketitik ala ketara                      : Tumindak ala lan becik iku bakal ketara/dingerteni tembe mburine.
Busuk ketekuk pinter keblinger         : Sing bodho lan sing pinter padha dene nemu cilaka.
Ciri wanci lelai ginawa mati               : Pakulinan ala ora bisa ilang yen durung mati.
Cincing-cincing maksa klebus            : Karepe arep ngirit ananging jebul entek akeh.
Criwis cawis                                       : Nyacad, akeh omonge ananging uga mrantasi ing gawe.
Dahwen ati open                                : Nyacad nanging duwe pamrih.
Desa mawa cara, negara mawa tata   : Saben panggonan duwe cara dewe.
Dudu sanak dudu kadang yen mati melu kelangan : Sanjan wong liya yen nandhang rekasa bakal dibelani.
Durung pecus keselak besus              : Durung nyambut gawe nanging duwe pepenginan warna-warna.
Entek amek kurang golek                  : Ngunek-unekake wong sakatoge.
Garang-garing                                    : Katone sugih nanging sejatine kacingkrangan/kekurangan
Njajah desa milang kori                     : Lelungan tekan ngendi-ngendi
Jalukan ora wewehan                         : Seneng njaluk ora gelem menehi
Jer basuki mawa beya                        : Gegayuhan kudu nganggo ragad.
Njunjung ngentebake                         : Ngalembana ananging niyate ngasorake.
Kalah cacak menang cacak                : Kabeh pegawean kudu dicoba dhisik bisa lan orane.
Kebat kliwat gancang pincang           : Tumindak kesusu/grusa-grusu bakal ora kebeneran/gawe rugi.
Keplok ora tembok                            : Melu seneng-seneng nanging ora melu ngetokake ragad.
Ketula-tula ketali                               : Uripe ngrekasa banget.
Kumenthus ora pecus                         : Umuk ananging ora sembada.
Maju tatu mundur ajur                       : Prakara kang sarwa gawe ewuh.
Mbuwang tilas                                   : Ethok-ethok ora ngerti tumindak ala sing dilakoni.
Mikul dhuwur mendhem jero            : Anak kang bisa njunjung drajate wong tuwa.
Nabok nyilih tangan                           : Tumindhak ala sarana kongkonan.
Nyolong pethek                                 : Mleset saka pambatange.
Pupur sadurunge benjut                     : Ngati-ati sadurunge nemu cilaka.
Rawe-rawe rantas                              : Sing sapa ngalang-alangi malang-malang putung kekarepane bakal disingkirake.
Rukun agawe sentosa                        : Rukun bisa dadi kuwat lan yen crah agawe bubrah cecongkrahan njalari ringkih.
Sabaya mukti sabaya mati                  : Rukun nganti tumekaning pati.
Sepi ing pamrih rame ing gawe          : Nyambut gawe kanthi mempeng tanpa duwe pamrih.
Sing sapa salah seleh                          : Sapa sing salah bakal konangan.
Sura dira jayaningrat lebur                 : Kekuatan sing gedhe bakal pangastuti sirna dening tumindak becik.
Tega larane ora tega patine                : Tega rekasane nanging isih menehi pitulungan.
Tinggal glanggang colong playu        : Ninggalake papan pasulayan, peperangan.
Tulung menthung                               : Katone mitulungi nanging malah gawe rekasa sing ditulungi.
Tuna sathak bathi sanak                     : Rugi bandha nanging bathi pasuduluran.
Ulat madhep ati karep                        : Wis mantep banget kekarepane.
Undhaking pawarta sudane kiriman  : Kabar iku beda karo nyatane.
Welas tanpa alis                                 : Karepe ngeman nanging malah gawe kapitunan.
Yitna yuwana lena kena                     : Sing ngati-ati bakal slamet dene sing sembrana bakal nemu cilaka.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Tembung Camboran

Tembung Camboran

Tembung camboran iku tembung loro utawa luwih kang di jejerake, mung nduweni teges siji.
Tembung camboran dibedakke dadi loro, yaiku :

A.    Camboran Wutuh
1.      Tembung loro ngarep buri padha tegese. Ateges mbangetake.
Tuladha :
                  Lara lapa         = rekasa
Ngelu mules    = lara
Tindak tanduk = kabeh tindak
Baya pakewuh            = kabeh bebaya

2.      Tembung loro ngarep buri kosok balen.
Tuladha :
                  Gedhe cilik
                  Nom tuwa
                  Adoh cedhak
                  Lunga teka

3.      Tembung loro ngarep buri sabangsa, tegese lan, karo.
Tuladha :
                  Kebo sapi
                  Beras pari
                  Sandhang pangan
                  Tegal sawah

4.      Tembung loro sing buri nerangake sing ngarep.
Tuladha :
                  Klambi kuning
                  Buku waosan
                  Meja dhahar
                  Pitik walik

5.      Tembung loro sing ngarep nerangake sing buri.
Tuladha :
                  ­Trisula
                  Pancasila
Janaloka
                  Suralaya
B.     Camboran tugel
Tuladha :
                        Bangjo             = abang ijo
                        Dhelik             = gedhe cilik
                        Ndhekwur       = cendhek dhuwur
                        Lunglit                        = balung kulit

                        Botsih              = abit sisih

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kerata Basa

KERATA BASA

Kerata basa iku cara njarwani ( negesi ) tembung kanthi pangothak – athik, digathuk – gathukake murih mathuk.

Tuladha :

-          Anak               = karep apa – apa kudu ana lan enak
-          Bapak              = bab apa – apa pepak
-          Brekat             = mak breg diangkat
-          Batur               = pangembate tutur
-          Copet              = nagco karo mepet – mepet
-          Denawa           = ngeden hawa
-          Desember        = gedhe – gedhe sumber
-          Garwa             = sigarane nyawa
-          Guru                = digugu lan ditiru
-          Gudti               = bagusing ati
-          Kaji                 = tekade siji
-          Kathok            = diangkat sitok – sitok
-          Kodhok           = teka – teka ndhodhok
-          Kuping            = kaku tur njepiping
-          Ludruk            = gulune gela – gelo sikile gedruk – gedruk
-          Maling             = njupuk amale wong ora eling
-          Mantu              = dieman – eman meksa metu
-          Parut                = panase urut
-          Prawan            = pepara wayah awan
-          Saru                 = kasar lan kleru
-          Sepuh              = sabdane ampuh
-          Sopir                = yen ngasuh mampir
-          Sruwal             = saru yen nganti uwal
-          Tandur             = nata karo mundur
-          Tebu                = anteping kalbu
-          Tuwa               = ngenteni metune nyawa
-          Wanita             = wani ing tata

-          Weteng            = ruwet tur peteng

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS